Jika kita mendengar kata pembunuh bayaran, pasti otak kita langsung teringat dengan kisah yang ada di film-film atau sinetron. Hal yang menjadi pertyanaan adalah, apakah di kehidupan nyata mereka benar-benar ada? Setelah sempat melakukan penelusuran, ternyata sosok pembunuh bayaran itu memang ada di kehidupan nyata, termasuk di Indonesia.
Mereka menuntaskan berbagai misi pembunuhan yang diminta oleh pihak ketiga atau atau pihak yang rela membayar jasa mereka untuk menghilangkan nyawa orang lain.
Dan, berikut ini adalah beberapa kasus pembunuh bayaran yang paling dikenal di Indonesia.
1. Gunawan Santoso
Kasus Gunawan Santoso ini sempat ramai di sekitar awal pertengahan tahun 2003. Diketahui, Gunawan Santoso rela menghabisi nyawa mertuanya sendiri lantaran sakit hati. Dalam kasus tersebut, Gunawan menggunakan tangan orang lain untuk membunuh mertuanya.
Mertua Gunawan Santoso sendiri adalah bernama Boedyharto Angsono. Boedyharto Angsono adalah seorang Direktur Utama PT Aneka Sakti Bhakti (PT. Asaba). Sakit hati Gunawan bermula saat mertuanya justru melaporkan Gunawan atas tuduhan kasus penggelapan uang.
Pada akhirnya, kasus tersebut benar-benar terbukti, dan Gunawan Santoso harus mendekam di jeruji besi atas laporan mertuanya sendiri.
Untuk meluapkan rasa sakit hatinya, Gunawan lalu merencanakan pembunuhan terhadap mertuanya sesaat setelah ia bebas dari penjara.
Mertua Gunawan, Boedyharto Angsono meninggal secara mengenaskan dengan cara ditembak dari jarak jauh. Pembunuhan ini diketahui melibatkan empat oknum Marinir sebagai eksekutor penembakan yang disewa Gunawan.
2. Jhon Kei
Sosok Jhon Kei agaknya sudah bukan menjadi tokoh yang asing lagi bagi telinga masyarakat Indonesia. Pasalnya, di tahun 2012 Jhon Kei terseret kasus pembunuhan yang melibatkan dirinya dan kelompoknya.
Kelompok Jhon Kei, atau Kelompok Kei diketahui membunuh seorang Bos PT Sanex Steel, Tan Harry Tantono atau yang akrab disapa Ayung.
Pembunuhan Sadis itu terjadi pada 26 Januari 2012 di Hotel Swiss Bel, Kamar No. 2701, Jakarta Pusat. Ayung dibunuh dengan cara ditusuk di sekujur tubuhnya hingga tewas oleh belasan Kelompok Kei.
Ironisnya, Jhon Kei dan Ayung sebenarnya adalah orang yang kenal akrab. Bahkan, Ayung sendiri punya panggilan khusus kepada Jhon Kei. Ayung kerap memanggil Jhon Kei dengan Panggilan “Panglima”.
Motif pembunuhan tersebut didasari lantaran hutang Ayung yang tidak dibayarkan kepada Jhon Kei. Ayung berhutang kepada Jhon Kei sebesar 600jt atas jasa-jasa Jhon Kei dalam membantu Ayung.
Akibat dendam karena hutang itu kemudian Jhon Kei membunuh Ayung melalui tangan kelompoknya.
3. Gatot Supiartono
Kasus ini cukup gempar pada tahun 2013. Nama Gatot Supiartono terseret dalam kasus pembunuhan berencana kapada istri sirinya sendiri, yakni Holly Angela Hayu Winanti.
Gatot Supiartono sendiri adalah seorang mantan Auditor Badan Pemerika Keuangan (BPK).
Motif pembunuhan ini dilatarbelakangi motif personal. Diketahui Sebelum pembunuhan itu terjadi, Gatot dan Holly sempat cek-cok. Dalam pertengkarannya itu Holly meminta kepada Gatot untuk dibelikan harta benda berupa Apartemen. Selain itu, Holly juga menekan Gatot untuk segera menceraikan istri pertamanya.
Mendengar hal itu, Gatot naik pitam dan tidak terima atas paksaan istri sirinya itu. Kemudian, dari sini Gatot merencanakan pembunuhan kepada Holly.
Dalam melancarkan aksi pembunuhan itu, Gatot meminta tangan ketiga untuk membunuh Holly.
Holly Angela Hayu Winanti dibunuh di lantai 9 AT Tower, Kalibata City, Pancoran Jakarta Selatan.
Dalam pembunuhan ini melibatkan dua orang eksekutor yang disewa Gatot. Diketahui tarif pembunuh bayaran yang disewa Gatot mendapat bayaran 40 hingga 50jt.
Itulah tiga kasus pembunuh bayaran paling dikenal di Indonesia.
Terima kasih dan semoga bermanfaat.
(Prananto Gateway)
Apakah kalian pernah mendengar pembunuh bayaran di alam nyata?
BalasHapus