Kisah Pengidap Hoarding Disorder, Kelainan yang Menyebabkan Penderitanya Mengepul Barang-barang Rongsokan

 

Penyakit kejiwaan tidak bisa disamakan antara satu orang dengan lainnya. Pasalnya, ada perilaku-perilaku tersendiri yang dimiliki setiap orang yang masuk kategori ke dalam penyakit kejiwaan, salah satunya adalah penyakit bernama Hoarding Disorder. 

Apakah kalian pernah mendengar tentang penyakit ini? 

Hoarding Disorder adalah sebuah penyakit kejiwaan dimana seseorang penderitanya mengalami perilaku khusus, yakni suka mengumpulkan dan mengepul barang-barang rongsokan. 

Kasus Hoarding Disorder di Indonesia yang sempat viral di Tik Tok.

Sebagaimana pernah viral beberapa waktu lalu, kisah Penderita penyakit Hoarding Disorder pernah terjadi di Indonesia. Kasus ini dialami tetangga kamar kost wanita dari Alina, perempuan asal Jakarta. Pada wawancara itu, Alina memaparkan bahwa tetangga kostnya mempunyai kebiasaan yang sangat jorok, dan kurang bisa menjaga kebersihan kamar. Ia pernah menyaksikan kamar tetangganya itu dalam kondisi penuh dengan bungkus makanan cepat saji dan sampah-sampah lainnya. Hal tersebut menimbulkan datangnya hewan penyuka sampah seperti Kecoa dan Lalat Hijau yang turut berdatangan ke kamar Alina. Padahal ia mengetahui bahwa tetangga kost tersebut masih tinggal dan tidur di dalam kamar tersebut.

Lalu, apa saja sebenarnya gejala-gejala dari pengidap Hoarding Disorder? 

Baik, di bawah ini adalah beberapa gejala yang ada pada penderita Hoarding Disorder. Selamat membaca.


1. Sulit Membuang Barang yang Tidak 
Diperlukan 




Gejala yang paling umum diderita oleh orang-orang pengidap Hoarding Disorder adalah ketidakmampuannya untuk mengontrol diri terhadap perilaku mengumpulkan barang-barang bekas. 

Mereka akan cenderung cemas dan resah ketika barang-barang bekas yang dimilikinya itu dibuang. Keresahan mereka terletak pada pemikiran jika suatu hari nanti barang-barang bekasnya akan diperlukannya lagi. 

Oleh sebab itu, mereka cenderung takut untuk membuang barang-barang bekasnya, sekalipun barang-barang itu sudah tak dibutuhkannya lagi. 

Mereka tidak peduli dengan kondisi yang kotor atau bau yang ditimbulkan dari barang-barang ditimbunnya. Biasanya pengidap Hoarding Disorder akan menimbun barang-barangnya di dalam rumah atau kamarnya.


2. Tersinggung Jika Disuruh Membuang Barangnya




Hal lain yang dialami oleh pengidap Hoarding Disorder adalah mudah tersinggung. Ya, seperti hanya penderita gangguan mental lainnya dimana penderitanya akan mudah tersinggung. Namun, rasa ketersinggungan yang diderita oleh pengidap Hoarding Disorder ini adalah terletak pada adanya perintah untuk membuang barang-barang bekas. 

Saat ada sebuah suruhan atau perintah untuk membuang barang bekas miliknya, pengidapnya akan merasa marah dan emosi. Tak jarang ada penderita juga yang sampai menunjukan reaksi berlebihan seperti berteriak-teriak.


3. Curiga dengan Orang yang Menyentuh Barangnya




Gejala yang ketiga adalah rasa curiga yang berlebihan. Rasa curiga umum dirasakan oleh seseorang terhadap orang lain saat melihat sesuatu yang aneh dan belum terbukti. Namun, berbeda dengan Pengidap Hoarding Disorder. Mereka akan cenderung menaruh curiga yang berlebihan terhadap orang-orang yang menyentuh barang bekasnya. 

Ketakutan penderita Hoarding Disorder ini adalah terletak pada dugaan-dugaan jika nanti orang lain yang menyentuh barangnya itu akan membuang barang miliknya.


4. Terus Mengumpulkan Hingga Membeli Barang Bekas




Kecenderungan perilaku dalam mengumpulkan barang bekasnya, pengidap Hoarding Disorder ini berlangsung terus menerus. Bahkan, mereka juga tak sungkan-sungkan untuk membeli barang bekas lain untuk ditimbun di rumahnya.


5. Perfeksionis dan Sulit Memutuskan Sesuatu 




Hampir mirip dengan perilaku kompulsif lainnya, bahwa penderitanya Hoarding Disorder juga mempunyai suatu ciri yang sama, yakni bersifat perfeksionis. Perfeksionis disini maksudnya adalah untuk menyebut perilaku konsisten dan teliti dari aktivitas mengumpulkan barang bekas tersebut.

Meskipun perilakunya termsuk gangguan psikis, namun dalam mengerjakan aktivitasnya tersebut, penderita Hoarding Disorder sangatlah disiplin. Artinya, mereka peka terhadap keadaan sekitarnya. Apabila barang-barang yang dimilikinya ada yang tidak sesuai atau hilang, maka mereka akan merasa sangat cemas dan khawatir. 

Dan, selain itu, penderita penyakit ini juga sangat susah dalam mengambil keputusannya sendiri. Mereka sangat kesulitan dalam memutuskan apakah barang yang dimilikinya itu apakah masih berguna atau tidak. Disinilah penyebab utama penderita Hoarding Disorder cenderung meng-keep seluruh barang-barang bekasnya dan hampir tidak berani untuk membuangnya. 


(Prananto Gateway)

Komentar

Postingan Populer